Minggu, 05 Mei 2013

DEAD SPACE 3

 


Dua tahun setelah Dead Space 2, akhirnya Visceral Games dan Electronic Arts melanjutkan petualangan Isaac Clarke dalam Dead Space 3. Dalam entri ketiga ini, Petualangan Isaac membawa dirinya ke sebuah planet es bernama Tau Volantis. Dead Space 3 juga merupakan judul yang cukup kontroversial karena beberapa hal seperti hadirnya mode co-op yang berkesan mirip dengan suatu game, planet es yang akan mengingatkan kepada suatu game, dan juga microtransaction. Apakah perubahan-perubahan ini membuat Dead Space 3 menjadi game third-person shooter biasa yang mengecewakan?
Review Dead Space 3
Bergaya di luar angkasa
Petualangan Isaac kali ini jauh lebih besar apabila dibandingkan dengan Dead Space yang hanya bertempat di sebuah pesawat, dan Dead Space 2 yang bertempat di sebuah stasiun luar angkasa. Meskipun setting utamanya di sebuah planet, Isaac tidak langsung tiba di planet tersebut. Dead Space 3 diawali ketika Isaac sedang di apartemennya yang kemudian dia dipaksa ikut suatu tim untuk kembali menangani Marker. Awalnya Isaac tidak mau, tetapi karena suatu alasan, akhirnya dia pergi juga.
Yang cukup mengagetkan dari Dead Space 3 adalah setting tempatnya. Dead Space 3 ini mengambil tiga macam tempat: suasana urban di awal game, suasana luar angkasa di pertengahan game, dan reruntuhan markas di planet es pada bagian akhir game. Yang paling mengesankan adalah pada bagian luar angkasanya. Bagi kamu yang merasa tidak puas zero gravity di Dead Space dan Dead Space 2 kurang banyak, kamu akan merasa bahagia sekali di Dead Space 3 karena pada bagian luar angkasa ini benar-benar sangat memuaskan. Di bagian luar angkasa, gameplay menjadi sedikit open-world dimana kamu bisa bebas mengelilingi luar angkasa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar