Senin, 01 Oktober 2012

Transformers: Fall oF Cybertron

 Transformers: Fall of Cybertron
Tanpa disangka, Transformers: War for Cybertron yang rilis 2010 lalu telah mencatatkan hasil yang baik untuk kerjasama Activision dan High Moon Studios. Gameplay third-person shooter ala Gears of War yang seru dan kualitas grafis Unreal Engine 3 yang memukau diyakini merupakan kombinasi sukses dari judul satu ini. Tapi bukan cuma itu, judul tersebut pun dilengkapi kualitas cerita dan karakterisasi voice-acting yang membuatnya semakin punya nilai positif, baik di hadapan gamers maupun fans Transformers itu sendiri. Melihat potensi yang ada, jelas bukanlah Activision namanya kalau mereka berniat menyudahinya cukup dengan satu game saja.
Dan di tahun ini, mereka memang kembali. Setelah peperangan yang terus berlangsung pada game pertamanya, Activision dan High Moon kembali melanjutkan kisruh antar kedua kubu penghuni Cybertron dalam game keduanya. Dalam Transformers: Fall of Cybertron ini, perseteruan Autobots dan Decepticons pun dikemas dengan kesan yang semakin intens, seru, sekaligus mencengangkan. Satu kemasan yang rasanya bakalan cukup memuaskan hasrat dari gamers yang sejatinya adalah para penggemar Transformers.
Fall of Cybertron meneruskan kisah peperangan Autobots dan Decepticons yang telah mengantarkan Cybertron pada ambang kehancuran. Prajurit yang berguguran dan persediaan Energon yang semakin menipis, Optimus Prime dan Megatron pun terus berseteru. Optimus Prime yang berniat memimpin pasukan Autobots untuk meninggalkan Cybertron dengan The Ark, harus menghadapi lebih dulu Megatron dan Decepticons yang jelas tidak akan tinggal diam. Untuk sekali lagi, pertarungan berlanjut dengan sengitnya.
Anggapan terhadap game Transformers yang semula dirasa kurang serius oleh kualitasnya, ternyata dapat dipatahkan War for Cybertron yang sukses menggabungkan gameplay third-person shooter ala Gears of War dan Transformers dengan begitu baiknya. Lebih dari sekedar melampaui ekspektasi yang ada, judul tersebut pun telah mencatatkan standar baru untuk sebuah game yang diangkat dari adaptasi Transformers. Dan hal tersebut ternyata ingin diulang oleh High Moon melalui Fall of Cybertron. Gameplay yang sudah apik tersaji pada game terdahulu, kini disempurnakan dengan presentasi yang lebih baik lagi. Gamers dapat menemukan campaign yang tersusun cukup rapi oleh komposisi gameplay Autobots dan Decepticons. Berbeda dari judul terdahulu, campaign kali ini menempatkan para karakter dari masing-masing kubu dalam satu jalan cerita. Dengan karakter-karakter yang sudah ditentukan secara khusus pada tiap chapter-nya.
Mekanisme third-person shooter yang diperkenalkan pendahulunya kembali menjadi apa yang dapat gamers temukan di sini. Akan tetapi, sebagaimana mestinya sebuah game yang menghadirkan karakter para Transformers, gameplay inipun dikemas dengan implementasi yang menonjolkan spesialisasi dari tiap karakter. Inilah alasan kenapa High Moon mengemas gameplay tiap chapter dengan karakter-karakter yang berbeda. Meski shooter tetap mendominasi porsi di dalamnya, penyertaan elemen lain juga tidak lepas mewarnai variasi gameplay kali ini. Misalnya, sedikit sentuhan bergaya stealth yang diselipkan dalam chapter dari Cliffjumper, berikut kemampuan khusus yang hanya dimiliki suatu karakter. Optimus Prime dapat melakukan artillery strikes dengan Metroplex (yep, Autobot dengan ukuran raksasa), Jazz dengan mekanisme grappling hook untuk sedikit platforming, dan sebagainya. Selain itu, vehicle mode dari masing-masing robot pun tidak lepas memberikan kekhasan tersendiri terhadap aspek gameplay.
Walau begitu, tidak dipungkiri gameplay memang lebih banyak gamers mainkan secara third-person shooter. Setidaknya, kemampuan bertransformasi secara instan dan luwes di tengah pertempuran adalah sesuatu yang keren dilakukan, terutama dengan varian yang bukan cuma berupa mobil, tapi juga pesawat dan helikopter. Menyenangkan memang. Akan tetapi, daya tarik kali ini nyatanya adalah sesuatu yang lebih dari sekedar itu. Fall of Cybertron menunjukkan bagaimana campaign-nya dapat mengalami improvisasi dari apa yang sudah pernah High Moon lakukan sebelumnya. Epik, massive, dan dramatis. Campaign yang membuat gamers merasakan bahwa perseteruan Autobots-Decepticons kali ini benar-benar dilakukan dalam skala besar. Kalian akan melihat situasi medan perang yang ramai dengan NPC, persenjataan/artileri yang tidak tanggung-tanggung, bahkan dengan Transformers yang sebelumnya tidak kalian sangka-sangka. Ada Bruticus yang merupakan gabungan dari lima Decepticons, bahkan Grimlock sang Dinobot. Komposisi campaign yang sedemikian rupa alhasil menjadikan gameplay kali ini terasa lebih “wow” dibanding sebelumnya.
Selain dari semua itu, gameplay kali ini juga tidak lepas menampilkan adanya mekanisme upgrade yang dapat dilakukan. Dengan mengumpulkan credits, kalian dapat membeli upgrade untuk persenjataan dan sejumlah atribut supportif pada tiap Teletraan I Store. Untuk difficulty yang ditawarkan, kualitas AI terhitung cukup memberikan tantangan, dengan kecenderungan melakukan flanking dan varian lawan yang juga bermacam.
Kualitas grafis untuk sekali lagi kembali dipercayakan pada Unreal Engine 3 yang mampu menyajikan environment dengan cukup baik, dan Havok untuk physics yang ditampilkannya. Baik, hanya saja hal inipun turut mengartikannya tidak lepas dari popping textures (tekstur yang terlambat di-render) yang kerap dialami pada saat memasuki suatu lokasi baru. Adapun kelemahan lain yang juga dialami dari segi teknis grafisnya ditemukan pula pada masalah teknis frame rate yang kerap terjadi saat musuh dan efek ledakan banyak bertaburan dalam satu layar. Selebihnya, grafis terhitung cukup untuk dirasa memuaskan. Nilai plus terletak pada desain Autobots dan Decepticons yang keren, sinematisasi yang sukses mempresentasikan momen-momen dramatisnya, dan visualisasi yang mampu menghidupkan feel peperangan berkesan realistis.
Suara tidak ketinggalan menjadi satu aspek yang menyisakan impresi bagus dari game ini. Situasi peperangan yang disajikan secara visual turut didukung dengan penuh oleh kualitas audio di dalamnya. Voice-over yang mendukung setiap momen dramatis, dilengkapi pula dengan efek-efek dan musik yang menambahkan kesan epiknya. Para voice-actor di antaranya pun tidak lain adalah nama-nama yang pernah menghidupkan para karakter dalam film animasi dulunya. Hal tersebut kontan membuat aspek suara ini jadi lebih optimal dan juga punya kesan serius.
Tidak hanya punya 13 chapter dalam campaign-nya, Fall of Cybertron pun tidak lepas dari penyertaan fitur multiplayer yang memiliki nilai lebih tersendiri. Setelah War for Cybertron mempertunjukkan betapa serunya sebuah game Transformers yang dapat dimainkan secara multiplayer ala Gears of War, sekuel kali ini membuatnya semakin menarik dengan tambahan fitur customization yang memungkinkan gamers dapat membuat Autobot/Decepticon kreasi sendiri. Kalian dapat memanfaatkan parts dari berbagai Transformers yang disediakan dan mengkreasikannya menjadi satu Transformer ciptaan kalian. Memenangkan pertandingan akan menghadiahkan poin yang dapat kalian gunakan untuk membuka lebih banyak parts. Sementara dengan meningkatkan level class kalian, akan membuka persenjataan dan ability yang lebih kuat lagi. Terdapat empat macam class dengan karakteristik masing-masing: Infiltrator, Destroyer, Titan dan Scientist. Dengan memaksimalkan class tersebut, kalian juga akan menemukan sistem semacam “Prestige” dalam Modern Warfare, yang disebut Prime Mode di sini.
Di samping dari sejumlah mode bersifat kompetitif yang identik game shooter pada umumnya, mode bergaya survival yang dinamakan Escalation juga dihadirkan kembali kali ini. Dalam Escalation, gamers akan diberi empat pilihan karakter Transformers yang sudah ditentukan menurut tiap map-nya. Seperti halnya Horde Mode dalam Gears of War, kalian harus menghadapi lawan yang berdatangan dalam 15 waves. Dengan wave yang terus ber-progress, jelas lawan yang datang pun akan semakin banyak dan merepotkan. Oleh karena itu, kalian perlu memanfaatkan persenjataan yang terdapat di sekitar map, dan tentunya, kerjasama dengan rekan setim.

Editor’s Tilt - 8.0

Secara mekanisme, Transformers: Fall of Cybertron sebenarnya memang tidak banyak memperkenalkan hal baru dari segi gameplay. Akan tetapi, perkembangan yang menjadi nilai tambah pun dirasakan tidak lepas dari improvisasi yang dilakukan untuk membuat gameplay dan cerita campaign-nya lebih memukau. Sejumlah momen keren dan presentasi esensial Transformers yang dibawakan kiranya menjadikan game ini punya kesan istimewa tersendiri, baik untuk fans maupun gamers yang hanya sekedar menikmatinya dari sudut pandang penyuka shooter umumnya.
Di luar dari campaign itu sendiri, adanya porsi multiplayer dalam kemasan yang sudah bukan barang baru bagi pemain shooter juga cukup menambah value game ini. Terlebih, dengan tambahan berupa customization yang tentunya bakal diapresiasi lebih oleh fans. (LYR)

VGI Ratings for Transformers: Fall of Cybertron

8.5 Gameplay Meskipun tidak banyak menampilkan perkembangan secara mekanisme, campaign menunjukkan adanya perkembangan dari segi penyajiannya. Perang yang intens membuat gameplay terasa seru, ditambah dengan penggunaan karakter yang berbeda untuk tiap chapter.
8.5 Graphic Sinematisasi dan visualisasinya sukses menghidupkan situasi perang yang tengah melanda Cybertron. Animasi tampak halus, meski kualitas grafis ini sendiri belum sepenuhnya lepas dari masalah teknis.
8.5 Sound Kualitas voice acting yang turut mendukung situasi perang. Efek yang cukup meriah dan musik yang menambahkan kesan epik.
8.0 Longevity Sejumlah mode multiplayer bersifat kompetitif dan modifikasi karakter akan cukup menyita waktu untuk dimainkan (yang sayangnya tidak banyak berbeda dari mode game shooter umumnya). Ditambah pula dengan perpaduan co-op dan survival yang disebut Escalation.
8.5 Great
Overall

Tidak ada komentar:

Posting Komentar