Apa gamer di sini sudah ada yang memainkan game Devil may Cry yang
terbaru? Bagiamana kesannya? Bagus? Kurang memuaskan? Atau gamenya bagus
tapi terlalu singkat? Ya, yang jelas game DmC terbaru yang berjudul
DmC: Devil may Cry ini merupakan game buatan Capcom bekerja sama dengan
Ninja Theory.
Sejauh ini banyak yang menilai game ini terbilang
bagus. Meskipun game ini pada awalnya sempat diragukan ‘kekerenannya’
tapi pada akhirnya Ninja Theory bisa membuktikan pada dunia gaming bahwa
Dante yang satu ini bisa bersaing dengan Dante-Dante sebelumnya.
Walaupun agak sedikit telat, tapi kami sekarang giliran kami yang akan member penilaian pada aksi Dante dalam game terbarunya.
The Story Back to The Past So Far…
Menceritakan
tentang seorang pria yang hobinya JJM (Jalan-Jalan Malam) ke club
malam, memiliki penampilan yang urakan dan tinggal di dalam sebuah mobil
van yang bernama Dante. Dante tinggal di sebuah kota yang bernama
Limbo City, sebuah kota metropolitan yang dikuasai oleh Demon, karena
kita bisa melihat sebuah tower raksasa berdiri di antara bangunan di
Limbo City. Menara tersebut merupakan tempat tinggal Mundus, the king of
Demon sekaligus orang yang bertanggung jawab atas kehancuran keluarga
Sparda. Dia berencana untuk menguasai dunia, tapi ada sesuatu yang
mengganjal dirinya, yaitu Son of Sparda a.k.a Dante…
Story
yang dihadirkan sangat menarik. Dari sini kita bisa melihat bahwa
sebelumnya Dante dan saudara kembarnya Vergil sempat bekerja sama untuk
menghancurkan Mundus, namun ada sesuatu hal terjadi yang membuat mereka
harus berpisah. Jika dikaitkan dengan seri sebelumnya, cerita ini tidak
baegitu merusak seri sebelumnya. Meskipun begitu tetapi tetap ada
kesimpangsiuran cerita, terkait Eva yang ternyata dalam game ini dia
seorang Angel, padahal di cerita sebelumnya pernah disebutkan bahwa dia
merupakan seorang human.
Setting waktu dan tempat sangat menarik,
berbeda dari game DmC sebelumnya. Sebuah kota metropolitan, yang
didalamnya terdapat pabrik, stasiun televisi, club malam, dan polisi
setempat pun ikut terlibat dalam game ini. Ninja Theory benar-benar
menyuguhkan nuansa baru dalam game Devil may Cry.
Make The Craziest Style with New Weapon!
Meskipun
gameplay yang dihadirkan masih sama dengan seri DmC sebelumnya, yaitu
membasmi para demon dan mencari jalan untuk menyelesaikan chapter.
Namun Ninja Theory bisa menyulap hal yang lama itu seolah-olah menjadi
sesuatu yang baru. Diantaranya adalah weapon. Di sini Dante memiliki
tiga jenis senjata, yaitu Normal Weapon (Rebillion), Demon Weapon dan
Angel Weapon. Dari ketiga jenis senjata itu, masing-masing memiliki
kelemahan dan kelebihan. Untuk Normal Weapon, senjata ini terkesan
balance (sesuai namanya). Untuk Angel Weapon, senjata ini memiliki
damage yang rendah, namun memiliki kecepatan yang luar biasa. Sedangkan
untuk Demon Weapon, senjata ini terkesan lambat untuk diayunkan, namun
damage yang dihasilkan lebih besar dari yang lainnya.
Mantapnya, ketiga senjata itu bisa gamer gunakan secara bersamaan (bukan berarti tiga senjata bisa dilakukan sekaligus
), dalam hal ini gamer bisa menggonta-ganti jenis senjata tanpa
mengurangi poin style gamer. Keuntungan yang didapat jelas gamer akan
semakin mudah untuk melancarakan kombo-kombo mematikan yang tujuannya
untuk mendapatkan ranking SSS alias SENSASIONAL! Namun mungkin bagi para
professional gamer hal ini malah membuat game ini cenderung lebih mudah
untuk mendapatkan Style points. Tapi hal ini bisa saja menyulitkan
gamer, karena ada demon yang hanya bisa diserang dengan senjata
tertentu.
Untuk
alur gameplay, mungkin alur ini cenderung linier, dengan kata lain kita
tidak perlu bolak-balik menuju suatu tempat untuk ke tempat berikutnya
dari chapter ke chapter (kecuali chapter 2). Namun yang menariknya
disini ada dua buah alat yang membantu Dante untuk mencapai jalan, yaitu
Demon Ophion dan Angle Ophion. Kegunaannya sedernaha, Demon Ophion
membantu Dante menarik sesuatu untuk membuka jalan, sedangkan Angel
Ophion membuat Dante tertarik pada benda yang dituju (Equip ini bisa
juga dipakai pada musuh). Selain itu juga selama perjalanan ada banyak
jalan rahasia yang isinya tempat Key untuk membuka pintu Secret Mission
dan Lost Soul.
The Great Game with Great Graphic!
Pastinya,
setiap game dari tahun ke tahun mau tidak mau harus berkembang dan
memiliki grafis semakin bagus. Hal ini juga berlaku untuk game Devil may
Cry. Game ini memiliki kualitas grafis yang mantap dan bisa berjalan di
60 FPS alias developer tidak menguncinya di 30 FPS. Detail dari
monster dan lingkungan pun terbilang mantap. Pada intinya, game ini
tidak memiliki grafis yang memalukan untuk game se-generasinya.
Let’s Rock The Demon With Rock!!!
Satu
lagi yang mantap, yang membuat kita menikmati setiap ayunan senjata
Dante dalam membasmi para demon’s scum, Music. Backsound yang dihadirkan
oleh Ninja Theory untuk game ini benar-benar keren. Musik Rock yang
disajikan sangat sesuai denga suasana dan keadaan Dante yang sekarang.
Musik yang dibawakan oleh Noisia, musisi asal Belanda ini bisa membuat
kita semakin menikmati game di dalamnya.
Play The Game Again and Again!
Sama
seperti game Devil may Cry sebelumnya, setelah gamer menamatkan game
ini, akan ada difficulty baru yang menantang anda untuk bermain lagi.
Jika gamer seorang professional dalam game Devil may Cry, maka gamer
akan merasa sangat tertantang untuk memainkan game ini kembali, karena
ada difficulty baru yang bisa membuat gamer ‘gila’, Hell and Hell. Hell
and Hell merupakan tingkat kesulitan, yang dimana gamer harus membasmi
musuh, dengan catatan Dante tidak boleh terluka sedikit pun.
Mendapatkan
difficulty ini tidaklah mudah, perlu proses yang panjang. Gamer harus
menamatkan game dengan mode Heaven or Hell. Untuk mendapatkan mode
tersebut gamer harus menamatkan mode Dante Must Die, dan untuk
mendapatkan Dante must Die, gamer harus menamatkan mode Son of Sparda.
Sayangnya,
game ini tidak menghadirkan mode Bloody Palace Mode, karena mode ini
merupakan mode yang menarik untuk dimainkan apabila kita sudah
menamatkan game. Sebetulnya sang developer memang berencana memasukan
mode ini tapi sebagai DLC, dan itu merupakan suatu hal yang cukup
disayangkan.
The Game Has Short Longevity? Maybe…
Untuk
longevity, saya berpikir game ini cukup singkat untuk ditamatkan. Hal
ini mungkin diakibatkan karena alur yang cenderung linier dan tidak
‘bolak-balik’ seperti sebelumnya. Selain itu juga mungkin karena boss
battle sangat ‘mudah’ untuk dikalahkan. ‘Mudah’ di sini adalah gamer
dengan cepat bisa menemukan titik lemah dari boss battle.
Tapi
meskipun game ini terasa cepat, namun saya yakin Devil may Cry terbaru
ini bisa memuaskan para gamer yang haus untuk membantai para demon.
Overall…
Pada
akhirnya Ninja Theory mampu membuktikan pada para gamer dan para
reviewer yang ada di muka bumi ini bahwa game buatannya bisa bersaing
dengan yang lain dan tidak akan mengecewakan. Kemudian kita memainkannya
dan ternyata mereka benar. Dari nilai 1-10, saya beri 8.5 untuk DmC:
Devil may Cry! Let’s Rock!
3562
GX Scorecard
8.5
Story:8/10
Gameplay:9/10
Graphic:9/10
Sound:9/10
Replayability:8/10
Longevity:8/10
Totalitas berubah ke arah yang lebih baik | Sound mantap
cerita linier | gampang buat combo | Singkat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar