Perubahan. Mungkin itu adalah satu hal yang diharapkan oleh sekian banyak penggemar dengan Pro Evolution Soccer 2013.
Setelah beberapa tahun terakhir ini memiliki label sebagai “nomor dua”,
Konami mencoba untuk memberikan apa yang diminta oleh penggemarnya,
khususnya setelah merisil dua demo yang meyakinkan. Akhirnya? Perubahan
itu tak kunjung datang.
Konami sepertinya tidak
berani mengambil loncatan yang diharapkan. Setelah memperlihatkan wujud
yang berbeda dan positif di kedua demo, paling tidak menurut saya,
mereka pun kembali ke formula yang lalu. Dan sungguh disayangkan
sekali. Disaat game-game olah raga mencoba untuk membawa keaslian ke
dalam video game, justru Konami terlihat ragu-ragu untuk melakukannya.
Pemain PES 2012 tidak akan merasakan lonjakan yang begitu jauh ketika memainkan entri terbaru ini. Sepeti yang telah dibahas pada hands-on preview sebelumnya, gameplay di lapangan hijau terasa jauh dari realistis, atau singkat kata: arcadey.
Permainan terasa terlalu cepat dan tergesa-gesa, hampir setiap pemain
berlari ketika memegang ataupun tidak memegang bola. Jangan berharap
untuk melakukan operan-operan pendek yang taktis atau possession football, karena bermain individual dengan pemain bintang akan lebih menguntungkan.
Meskipun
sepak bola merupakan olah raga berkelompok, di sini kamu dapat
melupakan esensi permainan tim seperti yang diperagakan oleh Barcelona
ataupun Juventus. Kamu dapat berlari dari ujung lapangan ke satunya
dengan kecepatan stabil atau menggocek tiga sampai empat lawan dengan
mudah secara rutin. AI temanmu pun kurang aktif, khususnya pada saat
menyerang. Sering kali mereka tidak melakukan pergerakan untuk mencari
posisi yang ideal atau melakukan tusukan-tusukan untuk menerima operan
kamu. Ujung-ujungnya kamu akan lebih sering menunggu respon AI terhadap
pergerakan kamu.
Berbicara
mengenai sepak bola, tidak berarti mengenai pemain saja tetapi juga
wasit. Cukup mengganggu ketika pengadil pertandingan terlalu sensitif.
Jangan kaget apabila sering mendengar suara peluit, karena hampir setiap
sliding tackle yang dilakukan akan membuahkan tendangan bebas. Timing
merebut bola benar-benar harus diperhitungkan, salah sedikit maka wasit
pun siap menghukummu, bahkan mereka tidak ragu untuk langsung
mengeluarkan kartu merah.
Masih dari lapangan hijau, visual pemain terlihat kasar. Terlihat banyak jaggies, khususnya pada outline
setiap bagian tubuh. Animasi pemain pun terlihat kaku. Meskipun
pergerakan bintang seperti Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi kali ini
terlihat lebih baik berkat Player ID, namun tetap terasa kurang hidup.
Hal ini terlihat jelas sekali pada saat perayaan gol, dimana pemain
bagaikan boneka dengan mulut mangap-mangap.
Satu hal dari dulu selalu yang saya kagumi pada seri PES
adalah presentasi. Pertandingan dikemas dengan sangat baik. Konami
memaksimalkan lisensi UEFA Champions League yang dimilikinya, dimana
atmosfer khas turnamen bergengsi tersebut benar-benar terasa dari awal
sampai akhir pertandingan. Hal ini akan selalu menjadi nilai plus
tersendiri selama mereka memegang lisensinya. Namun, sungguh disayangkan
sekali Jon Champion dan Jim Beglin masih membawakan pertandingan dengan
komentator yang generic.
Mode tahun ini tidak terlalu banyak perubahan selain tambahan Performance Training.
Kamu dapat berlatih untuk menguasai sejumlah gerakan sekaligus dipandu
melalui teks dan peragaan. Untuk berlatih teknik yang lebih tinggi, kamu
harus terlebih dahulu menyelesaikan objektif yang ada. Ini merupakan
tambahan yang sangat baik karena kamu dapat mengetahui gerak-gerik dari
yang paling dasar sampai advance.
Footbal
Life selalu menjadi salah satu mode yang ditunggu-tunggu, dan entri
tahun ini pun tampil sangat baik. Kamu dapat bermain Master League,
online ataupun offline, dan Become a Legend. Khusus Master League,
sekali lagi presentasi menjadi keunggulan. Diperlihatkannya hal-hal
kecil mulai dari pengumuman transfer pemain baru sampai motivasi pelatih
di saat latihan, menunjukan betapa detilnya mode ini. Dilengkapi juga
oleh elemen RPG, dimana kamu bisa memberikan equipment atau boots untuk meingkatkan statistik pemain. Memang terkesan tidak masuk akal, tapi membuatnya menjadi lebih menarik.
Sebenarnya Pro Evolution Soccer 2013
tetaplah menjadi game sepak bola yang baik, namun sangat disayangkan
sekali Konami tidak berani untuk melakukan perubahan yang diharapkan.
Bagi kamu yang mengindahkan permainan taktik dan realistis, mungkin game
ini bukan pilihan utama. Tetapi bagi kamu yang menyukai sepak bola
dengan gaya arcade, entri tahun ini harus berada di daftar teratas
dibandingkan lainnya.
VGI Ratings for Pro Evolution Soccer 2013
7.0 | Gameplay
Sungguh disayangkan sekali Konami tetap mempersembahkan game yang
terasa arcadey. Permainan sepak bola yang mengedepankan taktik sungguh
kurang berasa. |
7.0 | Graphic Disamping tampak visual muka yang mirip, secara keseluruhan game ini terlihat kasar dan kaku. |
6.0 | Sound
Jon Champion dan Jim Beglin kembali sebagai komentator yang generic.
Soundtrack yang biasa saja juga tidak menambah semangat bermain. |
8.0 | Longevity Football Life dapat mengkonsumsi waktu yang sangat lama, dan seperti biasa Master League tetap menarik untuk dimainkan. |
7.0 Good
| Overall |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar