Lara Croft mulai menjadi ikon yang tak lagi relevan di dunia gaming
masa sekarang. Kenyataan pahit ini harus diterima ketika penjualan dari
game-gamenya setelah
Tomb Raider: Legend terus mengalami penurunan. Kegagalan
Tomb Raider: Anniversary
masih bisa dimaklumi sebab game tersebut lebih bersifat sebagai remake
dari game pertamanya ketimbang sebuah game baru tetapi ketika
Tomb Raider: Underworld
yang dipromosikan secara gencar dan memiliki banyak tambahan baru dari
Legend hanya bisa terjual setengah dari jumlah pendahulu-pendahulunya
tim Crystal Dynamics menyadari bahwa mereka perlu melakukan suatu
perubahan supaya Lara Croft dan franchise Tomb Raider kembali relevan.
Dalam masa proses tersebut para fans lama dari Tomb Raider harus
gigit jari melihat banyak fans baru menyatakan bahwa era Lara sudah
berlalu dan sekarang adalah era dari Nathan Drake di
Uncharted.
Toh Crystal Dynamics membungkam nada-nada miring tersebut setelah
memperlihatkan trailer Tomb Raider yang sangat mengesankan di E3 2011.
Sejak saat itu antisipasi orang akan game Tomb Raider terus membuncah,
membuat reboot ini menjadi salah satu titel yang paling diantisipasi
gamer di tahun 2013 ini. Sanggupkah Lara menjawab kerinduan para
penggemarnya?
An Icon Reinvented
Kalau dipikir-pikir menarik juga melihat bahwa Lara Croft adalah
salah seorang jagoan yang tak memiliki kisah origin yang pasti. Bahkan
para penggemar Tomb Raider pun mungkin bakalan bingung bila ditanya
mengenai kisah awal Lara Croft menjadi seorang petualang mengingat ada
banyak sejarah simpang siur mengenainya baik dari game maupun dari film.
Di sini Crystal Dynamics melihat celah dan memutuskan untuk melakukan
keputusan yang berani; melakukan reboot bagi seluruh universe Tomb
Raider.
Oi! Aku bukan makananmu!
Keputusan reboot ini memang sedang trend dan memberikan awal yang
fresh bagi sebuah franchise yang menua. Ini sukses dilakukan untuk James
Bond, Batman, dan Star Trek. Tomb Raider mengikuti pakem yang sama.
Lara Croft di dalam game ini bukan lagi sosok hero petualang yang tak
takut akan marabahaya apapun yang menghadangnya. Sebaliknya ini adalah
seorang gadis yang baru saja lulus dari kuliahnya dan terlibat dalam
sebuah ekspedisi yang kacau. Semula tujuan dari Lara dan teman-temannya
adalah mencari sejarah Himiko, putri Matahari negeri Jepang, tetapi
ternyata sebuah badai justru membuat mereka terdampar di sebuah pulau
misterius.
Mirip dengan serial Lost Lara dan kawan-kawannya tidak sendiri di
pulau itu. Ada grup yang dipimpin oleh Mathias, sebuah kult sinting yang
ingin ritual pengorbanan dan tak segan untuk membunuh para kaum
pendatang. Kini Lara bersama dengan kawan-kawannya untuk bertahan hidup
sekaligus meloloskan diri dari tempat tersebut. Transformasi Lara dari
sang gadis polos menjadi seorang gadis yang lebih tangguh dan berani
adalah bagian yang paling menarik dalam game ini. Sungguh ini merupakan
sebuah reboot yang sempurna.
Uncharted Raider
Saya tahu tidak adil melakukan perbandingan game ini dengan Uncharted
tetapi saya tetap harus melakukannya. Sebab rombakan dari Crystal
Dynamics ini mengambil banyak inspirasi dari hit Naughty Dog tersebut.
Salah satu poin yang diadaptasi dengan sangat baik adalah kontrol ketat
untuk platforming dari Lara. Salah satu hal yang tak saya sukai dari
setiap game Tomb Raider sebelumnya adalah kontrol. Saya tak pernah suka
dengan perasaan bingung “
Wah ke mana lagi nih saya harus pergi?” dan berakhir berputar-putar di tempat karena tak bisa menyelesaikan puzzle.
Untungnya saja Tomb Raider versi baru ini menghilangkan semua hal-hal
yang menganggu di versi lamanya. Sosok Lara yang baru ini sangat mudah
dikendalikan. Design dari game pun dilakukan dengan sangat baik sehingga
kamu takkan bingung ke mana saja kamu harus pergi, bilapun bingung game
ini telah menyediakan Survival Instinct yang bisa kamu aktifkan untuk
mencari tahu tujuanmu berikutnya. Yang unik adalah bagaimana Crystal
Dynamics tak sekedar mendompleng resep sukses dari serial Uncharted
tetapi juga mengembangkannya. Berbeda dengan petualangan Nathan yang
kebanyakan linear di sini Lara memiliki tempat yang lebih luas baginya
menjelajah mencari collectible maupun bertempur dengan musuh.
Jumppppp!!! Leap of faith!!!
Pulau tempat Lara terjebak pun memiliki daerah eksotisme yang
berbeda-beda mulai dari hutan tempat awal Lara memulai petualangannya,
gua-gua yang gelap, kota di atas bukit yang tinggi dan berjenjang,
sampai pantai di tepi laut. Varian ini membuat petualangan Lara tak
pernah terasa stagnan dan membosankan walaupun hanya bersetting di satu
pulau saja.
Implementasi senjata dari Lara di game ini keren sekali dengan adanya
senjata busur dan panah. Kehadiran senjata ini di luar senjata api
konvensional lainnya (baca: handgun, shotgun, machine gun) membuka pola
permainan baru yang bisa diadaptasi gamer: stealth. Bukan mustahil
bermain dalam beberapa bagian dalam game ini menghabisi satu demi satu
musuh tanpa ketahuan memakai busur dan panah. Akan tetapi jangan
khawatir karena ada banyak juga bagian dalam game ini yang memaksamu
berjibaku baku tembak dengan segerombolan musuh. Ada penyeimbangan yang
pas dalam hal stealth dan gunfight di sini.
The New and Young Lara Croft
Selain senjata yang cukup variatif saya juga suka dengan implementasi
sistem Upgrade Ability dan Weapon di game ini. Dalam game ini kamu bisa
mendulang dua hal: Experience Point dan Salvage. Experience Point bisa
kamu gunakan untuk meningkatkan kemampuan Lara, misalnya kemampuannya
untuk melakukan finishing blow kepada musuh. Di lain sisi Salvage bisa
kamu gunakan untuk mengupgrade senjata Lara dari panah biasa menjadi
panah yang memiliki bom di dalamnya. Tambahan-tambahan ini membuatmu
merasa seperti turut berpartisipasi dalam petualangan Lara.
Satu-satunya kekurangan dalam game ini adalah puzzle-puzzlenya yang
terlalu mudah. Saya tahu bahwa Crystal Dynamics ingin mendahulukan
narasi sehingga pemakaian puzzle yang terlalu sulit pasti mereka
takutkan menganggu flow narasi cerita… akan tetapi saya merasa puzzle
dalam game ini sedikit terlalu mudah. Praktis saya hanya perlu membuka
walkthrough sekali ketika menghadapi puzzle terakhir saja. Tomb-tomb
yang bisa dibuka Lara (optional) juga tak menawarkan puzzle yang sulit
dan bisa diselesaikan dengan mudah oleh para gamer amatir (apalagi para
veteran franchise ini).
A New Lara Croft
Semua hal ini bisa ditambahkan oleh Crystal Dynamics dan mereka akan
tetap gagal bila tidak memberikan kepada gamer seorang Lara Croft yang
relatable. Di sini saya harus mengacungkan jempol untuk divisi casting
dari Crystal Dynamics. Saya semula tak mengenal siapa itu Camilla
Luddington dan kenapa dirinya yang tidak seberapa seksi itu dipakai
menjadi suara Lara. Akan tetapi ketika melihat design Lara yang baru
saya sadar bahwa Crystal Dynamics telah mengambil keputusan yang tepat.
Camilla Luddington mungkin tidak punya – maaf – buah dada dan bibir
sebesar dan setebal Angelina Jolie dan itu bagus sebab Lara sekarang
adalah gadis yang lebih proporsional bentuk tubuhnya. Tambahan lagi
Luddington mengisi suara Lara dengan nada British yang pas; tidak
terlalu kental bak aristokrat tetapi tidak terlalu kampungan juga dengan
kebanyakan British slang. Image yang saya dapat ketika melihat
Luddington adalah dia seorang gadis next-door, image yang sama dengan
yang dipancarkan oleh Lara dalam rebootnya ini. Ya dia mungkin tak
seseksi model-model yang memerankan Lara Croft sebelumnya but Luddington
sempurna sebagai Lara.
Kualitas grafik dari game ini konon variatif dari versi konsol dan
PCnya. Saya sendiri memainkan versi PCnya (yang konon lebih superior)
dan terkesima dengannya. Tak berlebihan kalau saya mengatakan bahwa game
ini memiliki kualitas grafik yang setara dengan Uncharted 2 dan 3 baik
dari segi design maupun ketajaman grafik. Kalian yang memiliki komputer
dengan spec sangat kuat bahkan bisa menyalakan efek Tress FX, sebuah
efek rambut yang diciptakan oleh ATI untuk menghadirkan rambut virtual
yang lebih realistis.
Jason Graves, komposer dari Dead Space, diberi tanggung jawab untuk
menggarap musik dalam Tomb Raider. Ia menginfuskan banyak elemen musik
dari alat-alat tradisional (dalam dokumenter The Final Hours of Tomb
Raider ditunjukkan bahwa ia bahkan menciptakan alat musiknya sendiri)
untuk menghadirkan kesan survival yang kuat dalam game ini. Kalaupun ada
kelemahan dari departemen musik yang harus saya nit-picking mungkin
terletak pada Lara’s Theme yang kurang merepresentasikan perubahan Lara
sepanjang game.
So my verdict is… Tomb Raider adalah sebuah reboot yang
sempurna. Cerita yang ditulis Rhianna Pratchett, representasi sempurna
dari Camilla Luddington, setpiece dan dunia yang diciptakan oleh Crystal
Dynamics sebuah terkombinasi menjadi sebuah paket yang tak boleh
dilewatkan gamer manapun. Welcome back Ms Lara Croft! We miss you!
Final Verdict
Gameplay: 9.0
Kontrol yang bagus di sebuah pulau raksasa yang bisa menjadi tempat
‘bermain’ Lara. Juga banyak setpiece yang memorable dan dikoreografi
dengan bagus berikut cerita yang menarik untuk disimak dari awal sampai
akhir. Ada upgrade system membuat Lara terus berkembang dan gameplay
tetap dinamis tak stagnan. Kelemahan ada pada puzzle yang terlalu mudah
dan multiplayer yang kurang maksimal.
Graphic / Sound: 9.0
Pulau yang diciptakan oleh Crystal Dynamics terasa luas dan memiliki
lansekap berbeda-beda. Lara terlihat lebih proporsional di sini.
Pengisian suara masing-masing karakter bagus terutama Roth dan Lara.
Terakhir musik dari Jason Graves seperti biasa selalu amazing!
Play Time: 9.0
Game ini bisa kamu selesaikan dalam 15 – 20 jam tergantung dari seberapa
ingin kamu menemukan semua collectible yang ada. Dan siapa tau akan ada
dirilis DLC berisi tomb-tomb baru dan bagian pulau lain yang bisa
dibuka untuk dieksplorasi oleh Lara.
Overall:
9.0