Senin, 01 Oktober 2012

Pro Evolution Soccer 2013

Pro Evolution Soccer 2013
Perubahan. Mungkin itu adalah satu hal yang diharapkan oleh sekian banyak penggemar dengan Pro Evolution Soccer 2013. Setelah beberapa tahun terakhir ini memiliki label sebagai “nomor dua”, Konami mencoba untuk memberikan apa yang diminta oleh penggemarnya, khususnya setelah merisil dua demo yang meyakinkan. Akhirnya? Perubahan itu tak kunjung datang.
Konami sepertinya tidak berani mengambil loncatan yang diharapkan. Setelah memperlihatkan wujud yang berbeda dan positif di kedua demo, paling tidak menurut saya, mereka pun kembali ke formula yang lalu. Dan sungguh disayangkan sekali. Disaat game-game olah raga mencoba untuk membawa keaslian ke dalam video game, justru Konami terlihat ragu-ragu untuk melakukannya.
Pro Evolution Soccer 2013
Pemain PES 2012 tidak akan merasakan lonjakan yang begitu jauh ketika memainkan entri terbaru ini. Sepeti yang telah dibahas pada hands-on preview sebelumnya, gameplay di lapangan hijau terasa jauh dari realistis, atau singkat kata: arcadey. Permainan terasa terlalu cepat dan tergesa-gesa, hampir setiap pemain berlari ketika memegang ataupun tidak memegang bola. Jangan berharap untuk melakukan operan-operan pendek yang taktis atau possession football, karena bermain individual dengan pemain bintang akan lebih menguntungkan.
Meskipun sepak bola merupakan olah raga berkelompok, di sini kamu dapat melupakan esensi permainan tim seperti yang diperagakan oleh Barcelona ataupun Juventus. Kamu dapat berlari dari ujung lapangan ke satunya dengan kecepatan stabil atau menggocek tiga sampai empat lawan dengan mudah secara rutin. AI temanmu pun kurang aktif, khususnya pada saat menyerang. Sering kali mereka tidak melakukan pergerakan untuk mencari posisi yang ideal atau melakukan tusukan-tusukan untuk menerima operan kamu. Ujung-ujungnya kamu akan lebih sering menunggu respon AI terhadap pergerakan kamu.
Pro Evolution Soccer 2013
Berbicara mengenai sepak bola, tidak berarti mengenai pemain saja tetapi juga wasit. Cukup mengganggu ketika pengadil pertandingan terlalu sensitif. Jangan kaget apabila sering mendengar suara peluit, karena hampir setiap sliding tackle yang dilakukan akan membuahkan tendangan bebas. Timing merebut bola benar-benar harus diperhitungkan, salah sedikit maka wasit pun siap menghukummu, bahkan mereka tidak ragu untuk langsung mengeluarkan kartu merah.


Masih dari lapangan hijau, visual pemain terlihat kasar. Terlihat banyak jaggies, khususnya pada outline setiap bagian tubuh. Animasi pemain pun terlihat kaku. Meskipun pergerakan bintang seperti Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi kali ini terlihat lebih baik berkat Player ID, namun tetap terasa kurang hidup. Hal ini terlihat jelas sekali pada saat perayaan gol, dimana pemain bagaikan boneka dengan mulut mangap-mangap.
Satu hal dari dulu selalu yang saya kagumi pada seri PES adalah presentasi. Pertandingan dikemas dengan sangat baik. Konami memaksimalkan lisensi UEFA Champions League yang dimilikinya, dimana atmosfer khas turnamen bergengsi tersebut benar-benar terasa dari awal sampai akhir pertandingan. Hal ini akan selalu menjadi nilai plus tersendiri selama mereka memegang lisensinya. Namun, sungguh disayangkan sekali Jon Champion dan Jim Beglin masih membawakan pertandingan dengan komentator yang generic.
Pro Evolution Soccer 2013
Mode tahun ini tidak terlalu banyak perubahan selain tambahan Performance Training. Kamu dapat berlatih untuk menguasai sejumlah gerakan sekaligus dipandu melalui teks dan peragaan. Untuk berlatih teknik yang lebih tinggi, kamu harus terlebih dahulu menyelesaikan objektif yang ada. Ini merupakan tambahan yang sangat baik karena kamu dapat mengetahui gerak-gerik dari yang paling dasar sampai advance.
Footbal Life selalu menjadi salah satu mode yang ditunggu-tunggu, dan entri tahun ini pun tampil sangat baik. Kamu dapat bermain Master League, online ataupun offline, dan Become a Legend. Khusus Master League, sekali lagi presentasi menjadi keunggulan. Diperlihatkannya hal-hal kecil mulai dari pengumuman transfer pemain baru sampai motivasi pelatih di saat latihan, menunjukan betapa detilnya mode ini. Dilengkapi juga oleh elemen RPG, dimana kamu bisa memberikan equipment atau boots untuk meingkatkan statistik pemain. Memang terkesan tidak masuk akal, tapi membuatnya menjadi lebih menarik.
Sebenarnya Pro Evolution Soccer 2013 tetaplah menjadi game sepak bola yang baik, namun sangat disayangkan sekali Konami tidak berani untuk melakukan perubahan yang diharapkan. Bagi kamu yang mengindahkan permainan taktik dan realistis, mungkin game ini bukan pilihan utama. Tetapi bagi kamu yang menyukai sepak bola dengan gaya arcade, entri tahun ini harus berada di daftar teratas dibandingkan lainnya.

VGI Ratings for Pro Evolution Soccer 2013

7.0 Gameplay Sungguh disayangkan sekali Konami tetap mempersembahkan game yang terasa arcadey. Permainan sepak bola yang mengedepankan taktik sungguh kurang berasa.
7.0 Graphic Disamping tampak visual muka yang mirip, secara keseluruhan game ini terlihat kasar dan kaku.
6.0 Sound Jon Champion dan Jim Beglin kembali sebagai komentator yang generic. Soundtrack yang biasa saja juga tidak menambah semangat bermain.
8.0 Longevity Football Life dapat mengkonsumsi waktu yang sangat lama, dan seperti biasa Master League tetap menarik untuk dimainkan.
7.0 Good
Overall 

Transformers: Fall oF Cybertron

 Transformers: Fall of Cybertron
Tanpa disangka, Transformers: War for Cybertron yang rilis 2010 lalu telah mencatatkan hasil yang baik untuk kerjasama Activision dan High Moon Studios. Gameplay third-person shooter ala Gears of War yang seru dan kualitas grafis Unreal Engine 3 yang memukau diyakini merupakan kombinasi sukses dari judul satu ini. Tapi bukan cuma itu, judul tersebut pun dilengkapi kualitas cerita dan karakterisasi voice-acting yang membuatnya semakin punya nilai positif, baik di hadapan gamers maupun fans Transformers itu sendiri. Melihat potensi yang ada, jelas bukanlah Activision namanya kalau mereka berniat menyudahinya cukup dengan satu game saja.
Dan di tahun ini, mereka memang kembali. Setelah peperangan yang terus berlangsung pada game pertamanya, Activision dan High Moon kembali melanjutkan kisruh antar kedua kubu penghuni Cybertron dalam game keduanya. Dalam Transformers: Fall of Cybertron ini, perseteruan Autobots dan Decepticons pun dikemas dengan kesan yang semakin intens, seru, sekaligus mencengangkan. Satu kemasan yang rasanya bakalan cukup memuaskan hasrat dari gamers yang sejatinya adalah para penggemar Transformers.
Fall of Cybertron meneruskan kisah peperangan Autobots dan Decepticons yang telah mengantarkan Cybertron pada ambang kehancuran. Prajurit yang berguguran dan persediaan Energon yang semakin menipis, Optimus Prime dan Megatron pun terus berseteru. Optimus Prime yang berniat memimpin pasukan Autobots untuk meninggalkan Cybertron dengan The Ark, harus menghadapi lebih dulu Megatron dan Decepticons yang jelas tidak akan tinggal diam. Untuk sekali lagi, pertarungan berlanjut dengan sengitnya.
Anggapan terhadap game Transformers yang semula dirasa kurang serius oleh kualitasnya, ternyata dapat dipatahkan War for Cybertron yang sukses menggabungkan gameplay third-person shooter ala Gears of War dan Transformers dengan begitu baiknya. Lebih dari sekedar melampaui ekspektasi yang ada, judul tersebut pun telah mencatatkan standar baru untuk sebuah game yang diangkat dari adaptasi Transformers. Dan hal tersebut ternyata ingin diulang oleh High Moon melalui Fall of Cybertron. Gameplay yang sudah apik tersaji pada game terdahulu, kini disempurnakan dengan presentasi yang lebih baik lagi. Gamers dapat menemukan campaign yang tersusun cukup rapi oleh komposisi gameplay Autobots dan Decepticons. Berbeda dari judul terdahulu, campaign kali ini menempatkan para karakter dari masing-masing kubu dalam satu jalan cerita. Dengan karakter-karakter yang sudah ditentukan secara khusus pada tiap chapter-nya.
Mekanisme third-person shooter yang diperkenalkan pendahulunya kembali menjadi apa yang dapat gamers temukan di sini. Akan tetapi, sebagaimana mestinya sebuah game yang menghadirkan karakter para Transformers, gameplay inipun dikemas dengan implementasi yang menonjolkan spesialisasi dari tiap karakter. Inilah alasan kenapa High Moon mengemas gameplay tiap chapter dengan karakter-karakter yang berbeda. Meski shooter tetap mendominasi porsi di dalamnya, penyertaan elemen lain juga tidak lepas mewarnai variasi gameplay kali ini. Misalnya, sedikit sentuhan bergaya stealth yang diselipkan dalam chapter dari Cliffjumper, berikut kemampuan khusus yang hanya dimiliki suatu karakter. Optimus Prime dapat melakukan artillery strikes dengan Metroplex (yep, Autobot dengan ukuran raksasa), Jazz dengan mekanisme grappling hook untuk sedikit platforming, dan sebagainya. Selain itu, vehicle mode dari masing-masing robot pun tidak lepas memberikan kekhasan tersendiri terhadap aspek gameplay.
Walau begitu, tidak dipungkiri gameplay memang lebih banyak gamers mainkan secara third-person shooter. Setidaknya, kemampuan bertransformasi secara instan dan luwes di tengah pertempuran adalah sesuatu yang keren dilakukan, terutama dengan varian yang bukan cuma berupa mobil, tapi juga pesawat dan helikopter. Menyenangkan memang. Akan tetapi, daya tarik kali ini nyatanya adalah sesuatu yang lebih dari sekedar itu. Fall of Cybertron menunjukkan bagaimana campaign-nya dapat mengalami improvisasi dari apa yang sudah pernah High Moon lakukan sebelumnya. Epik, massive, dan dramatis. Campaign yang membuat gamers merasakan bahwa perseteruan Autobots-Decepticons kali ini benar-benar dilakukan dalam skala besar. Kalian akan melihat situasi medan perang yang ramai dengan NPC, persenjataan/artileri yang tidak tanggung-tanggung, bahkan dengan Transformers yang sebelumnya tidak kalian sangka-sangka. Ada Bruticus yang merupakan gabungan dari lima Decepticons, bahkan Grimlock sang Dinobot. Komposisi campaign yang sedemikian rupa alhasil menjadikan gameplay kali ini terasa lebih “wow” dibanding sebelumnya.
Selain dari semua itu, gameplay kali ini juga tidak lepas menampilkan adanya mekanisme upgrade yang dapat dilakukan. Dengan mengumpulkan credits, kalian dapat membeli upgrade untuk persenjataan dan sejumlah atribut supportif pada tiap Teletraan I Store. Untuk difficulty yang ditawarkan, kualitas AI terhitung cukup memberikan tantangan, dengan kecenderungan melakukan flanking dan varian lawan yang juga bermacam.
Kualitas grafis untuk sekali lagi kembali dipercayakan pada Unreal Engine 3 yang mampu menyajikan environment dengan cukup baik, dan Havok untuk physics yang ditampilkannya. Baik, hanya saja hal inipun turut mengartikannya tidak lepas dari popping textures (tekstur yang terlambat di-render) yang kerap dialami pada saat memasuki suatu lokasi baru. Adapun kelemahan lain yang juga dialami dari segi teknis grafisnya ditemukan pula pada masalah teknis frame rate yang kerap terjadi saat musuh dan efek ledakan banyak bertaburan dalam satu layar. Selebihnya, grafis terhitung cukup untuk dirasa memuaskan. Nilai plus terletak pada desain Autobots dan Decepticons yang keren, sinematisasi yang sukses mempresentasikan momen-momen dramatisnya, dan visualisasi yang mampu menghidupkan feel peperangan berkesan realistis.
Suara tidak ketinggalan menjadi satu aspek yang menyisakan impresi bagus dari game ini. Situasi peperangan yang disajikan secara visual turut didukung dengan penuh oleh kualitas audio di dalamnya. Voice-over yang mendukung setiap momen dramatis, dilengkapi pula dengan efek-efek dan musik yang menambahkan kesan epiknya. Para voice-actor di antaranya pun tidak lain adalah nama-nama yang pernah menghidupkan para karakter dalam film animasi dulunya. Hal tersebut kontan membuat aspek suara ini jadi lebih optimal dan juga punya kesan serius.
Tidak hanya punya 13 chapter dalam campaign-nya, Fall of Cybertron pun tidak lepas dari penyertaan fitur multiplayer yang memiliki nilai lebih tersendiri. Setelah War for Cybertron mempertunjukkan betapa serunya sebuah game Transformers yang dapat dimainkan secara multiplayer ala Gears of War, sekuel kali ini membuatnya semakin menarik dengan tambahan fitur customization yang memungkinkan gamers dapat membuat Autobot/Decepticon kreasi sendiri. Kalian dapat memanfaatkan parts dari berbagai Transformers yang disediakan dan mengkreasikannya menjadi satu Transformer ciptaan kalian. Memenangkan pertandingan akan menghadiahkan poin yang dapat kalian gunakan untuk membuka lebih banyak parts. Sementara dengan meningkatkan level class kalian, akan membuka persenjataan dan ability yang lebih kuat lagi. Terdapat empat macam class dengan karakteristik masing-masing: Infiltrator, Destroyer, Titan dan Scientist. Dengan memaksimalkan class tersebut, kalian juga akan menemukan sistem semacam “Prestige” dalam Modern Warfare, yang disebut Prime Mode di sini.
Di samping dari sejumlah mode bersifat kompetitif yang identik game shooter pada umumnya, mode bergaya survival yang dinamakan Escalation juga dihadirkan kembali kali ini. Dalam Escalation, gamers akan diberi empat pilihan karakter Transformers yang sudah ditentukan menurut tiap map-nya. Seperti halnya Horde Mode dalam Gears of War, kalian harus menghadapi lawan yang berdatangan dalam 15 waves. Dengan wave yang terus ber-progress, jelas lawan yang datang pun akan semakin banyak dan merepotkan. Oleh karena itu, kalian perlu memanfaatkan persenjataan yang terdapat di sekitar map, dan tentunya, kerjasama dengan rekan setim.

Editor’s Tilt - 8.0

Secara mekanisme, Transformers: Fall of Cybertron sebenarnya memang tidak banyak memperkenalkan hal baru dari segi gameplay. Akan tetapi, perkembangan yang menjadi nilai tambah pun dirasakan tidak lepas dari improvisasi yang dilakukan untuk membuat gameplay dan cerita campaign-nya lebih memukau. Sejumlah momen keren dan presentasi esensial Transformers yang dibawakan kiranya menjadikan game ini punya kesan istimewa tersendiri, baik untuk fans maupun gamers yang hanya sekedar menikmatinya dari sudut pandang penyuka shooter umumnya.
Di luar dari campaign itu sendiri, adanya porsi multiplayer dalam kemasan yang sudah bukan barang baru bagi pemain shooter juga cukup menambah value game ini. Terlebih, dengan tambahan berupa customization yang tentunya bakal diapresiasi lebih oleh fans. (LYR)

VGI Ratings for Transformers: Fall of Cybertron

8.5 Gameplay Meskipun tidak banyak menampilkan perkembangan secara mekanisme, campaign menunjukkan adanya perkembangan dari segi penyajiannya. Perang yang intens membuat gameplay terasa seru, ditambah dengan penggunaan karakter yang berbeda untuk tiap chapter.
8.5 Graphic Sinematisasi dan visualisasinya sukses menghidupkan situasi perang yang tengah melanda Cybertron. Animasi tampak halus, meski kualitas grafis ini sendiri belum sepenuhnya lepas dari masalah teknis.
8.5 Sound Kualitas voice acting yang turut mendukung situasi perang. Efek yang cukup meriah dan musik yang menambahkan kesan epik.
8.0 Longevity Sejumlah mode multiplayer bersifat kompetitif dan modifikasi karakter akan cukup menyita waktu untuk dimainkan (yang sayangnya tidak banyak berbeda dari mode game shooter umumnya). Ditambah pula dengan perpaduan co-op dan survival yang disebut Escalation.
8.5 Great
Overall

IAM ALIVE

http://jagatplay.com/wp-content/uploads/2012/03/i-am-alive.jpg 
Kontroversi yang mengitari Ubisoft dan para gamer PC memang seakan tidak pernah berhenti. Setelah sempat mengemukakan alasan dibalik sikapnya yang seringkali menganaktirikan platform yang satu ini, Ubisoft justru datang dengan sebuah pengumuman baru yang akan mungkin akan membuat sebagian besar gamer PC bahagia. I Am Alive, salah satu game survival-horror yang pada awalnya direncanakan secara eksklusif untuk Playstation 3 dan XBOX 360 akhirnya akan dirilis untuk PC, enam bulan setelahnya. Sikap Ubisoft ini tentu saja memancing kontroversi, terlebih lagi setelah komentar yang sempat dirilis oleh Stanislas Mettra –  sang creative director pada November 2011 silam.
Mettra di kala itu secara terbuka “menyudutkan” gamer PC. Ia menyatakan bahwa I Am Alive tidak akan pernah dirilis untuk platform PC sampai kapanpun karena proses pembajakan yang kentara di sana. Ia mengakui proses untuk melakukan port dari versi konsol ke PC tetap membutuhkan biaya, dan Ubisoft akan kehilangan uang dari proses tersebut. Namun, apa yang terjadi? Secara mengejutkan, sebuah pengumuman yang berlawanan justru hadir dari mulut Ubisoft sendiri. Hampir setahun berlalu dari pernyataan Mettra ini, I Am Alive dikonfirmasikan akan hadir di PC pada bulan September 2012 mendatang. Ubisoft akan menambahkan visualisasi yang lebih baik dan beberapa mode tambahan untuk versi PC ini.
Kehadiran I Am Alive ini tentu saja pantas untuk dinantikan oleh para gamer PC. Apakah ini menjadi semacam “tanda damai” dari Ubisoft untuk para gamer PC? Ataukah menjadi ujian untuk membuktikan bahwa proses pembajakan di platform yang satu ini lebih marak? Apapun itu, ia tetap menjadi sebuah seri yang pantas untuk dinantikan.JAGADPLAY

DARK SOULS

 
System Requirement
√ OS: Windows XP , Windows Vista, Windows 7, or newer
√ Processor: Intel Core 2 Duo E6850 GHz+ or AMD Phenom II X2 545 3.0 GHz+
√ Memory: 2 GB
√ Hard Disk Space: 8GB
√ Video Card: GeForce 9800 GTX+ or ATI Radeon HD 4870+
√ DirectX®: 9.0c
√ Sound: Direct Sound Compatible

storyline
Dark Souls merupakan game dengan genre third-person action-RPG yang menggunakan setting di dunia yang penuh dengan monster-monster aneh nan mengancam, yang siap mengakhiri hidup kamu apabila kamu lengah sedikit saja. Well, bahkan saat kamu paling awas sekalipun, kamu masih akan tetap kesulitan, karena musuh disini bukan AI kacangan seperti yang bisa kalian temui di game-game sejenis. Nah, untuk mengakhiri permainan ini, ada dua pilihan yang bisa kamu ambil, terutama setelah memulai permainan. Pertama, kamu bisa menghabiskan waktu 60 jam ke atas untuk mencoba menyelesaikan permainan. Kedua, uninstall Dark Souls, ganti dengan permainan lain. Sederhana kan?
ya ini game tergantung selera..ada yg suka dan tertangan dengan tingkat kesulitan yang 'menggila' ada yg pasrah... kalo saya sendiri termasuk tipe tengah2..kadang2 penasaran, kadang2 pasrah tergantung situasi dan kondisi...lol

gameplay : 7.5

Permainan dalam Dark Souls merupakan Role Playing Game Action. di sini bro chiper dapat membuat char baru layaknya game RPG dari class skill dkk..setelah membuat char, masbro semua baru bisa mengendalikan char yg telah dibuat..Satu hal terpenting yang harus diperhatikan ketika memainkan game ini adalah Souls. Benda ini bisa dikatakan inti dari semua yang diperlukan untuk memperkuat karakter. ingin membeli senjata? Bayar dengan Souls. Sesuai dengan cerita dalam Dark Souls, masbro adalah orang yang mendapatkan kutukan sebagai Undead. Jadi, setiap kali kematian menjemput, masbro akan terlahir kembali di posisi api unggun peristirahatan terakhir. untuk gameplay si sebenarnya sederhana kita di suruh menjelajah tu dunia di darksoul.. satu hal yang pasti : lebih menyakitkan mati dengan kehilangan soul yg telah terkumpul banyak...rasanya WOW banget... x_x

graphic : 7
(sebelum di mod), 8 (setelah di mod)
graphic di game ini karena berasal dari konsole tentu tidak terlepas dari PORT...yahh bisa dibilang PORT mentah2 dari console..tapi..jangan kecewa dulu karena sekarang udah ada mod yg menyediakan untuk memperindah tampilan dark soul..mod ini dibuat oleh para fans yg memainkan di PC..setelah saya mod graphicnya jauh lebih bagus dan maknyuzzzzz...walaupun ujung2nya tampilan "YOU DIEE" masih setia menemani saya...

sound : 8

bisa dikatakan salah satu efek yg membuat saya kalang kabut klo main ni game adalah soundnya..yang memang cocok dan berganti2 sesuai kondisi...begitu muncul BOSS tiba2 entah darimana lompat dari ujung menara langsung tepat di depan muka...langsung kaget + kelimpungan..mana tu BIG BOSS bener2 BIG...sekali sabet sama palunya langsung setengah...soundnya langsung ganti suara orang orchestra teriak2...wkwkwk bener2 dah super sekali..~~

Hitman Sniper Challenge

Final Fantasi 7 Remake

http://toserbaqmpc.com/image/cache/data/Produk/PC%20Games/September%202012/Final%20Fantasy%20VII%20Remake%20front01-250x250.png

Awesomenauts

 http://brutalgamer.com/wp-content/uploads/2012/08/Awesomenauts-PCgame-2012.jpg
Game model cel-shaded side-scroller untuk konsol, Awesomenauts, dipastikan akan hadir juga di PC melalui Steam terhitung mulai bulan depan, tutur Ronimo sebagai sang developer. Selain versi PC, mereka juga sedang mempertimbangkan versi Mac.
Awesomenauts yang punya model permainan MOBA, dengan grafisnya yang bagus ini, pertama kali diluncurkan untuk PlayStation 3 dan Xbox360 pada awal tahun 2012 ini. "Semenjak kami memperlihatkan gambar dan video pertama dari game tersebut, kami kerap kali mendapatkan sejumlah besar permohonan dari gamer yang berharap supaya game tersebut bisa singgah di PC," jelas Jasper Koning, sang desainer gamenya.
"Yah, kami setuju!. Kami suka dengan gagasan bahwa kita akan bisa memainkan Awesomenauts bersama dengan kami melalui Steam dengan menggunakan keyboard dan mouse kepercayaan kita. Jadi, kami pun menjalankan rencana tersebut dan berhasil membuatnya!" Para fans berat game ini juga dikabarkan telah banyak membantu dalam pengembangan versi PC, membantu proses penerjemahan dan menawarkan sejumlah masukan terkait dengan keseimbangan serta kontrol permainannya. Versi PC akan memiliki banyak karakter tambahan menyusul patch baru yang sebentar lagi akan tiba di konsol.
"Awesomenauts adalah sebuah game yang sulit untuk dilepas, dengan dinamisme permainan 'sekali lagi' yang akan menarik kamu kembali ke game ini terus menerus," tutur salah satu reviewer yang telah menguji game tersebut di konsol. "Ini merupakan sebuah game yang sangat indah, mendalam dan menarik sekali, sebuah alternatif dari DOTA dan League of Legends yang patut dinantikan para penggila konsol."